Dokter di Shanghai Berhasil Lakukan Operasi Langka “Pemisahan Kepala-Tubuh”

BERITA KESEHATAN

Fauzan

8/23/20252 min read

Shanghai, 22 Agustus 2025 – Tim medis di Rumah Sakit Changzheng, Shanghai, berhasil melakukan operasi langka pada seorang pasien yang hampir mengalami kondisi ekstrem: kepala hampir terpisah dari tubuh akibat cedera tulang leher parah. Kasus ini disebut-sebut sebagai salah satu cedera tulang belakang leher (cervical spine) paling kritis yang pernah tercatat.

Cedera Nyaris Mustahil Diselamatkan

Pasien yang dirawat sejak Juni lalu mengalami cedera setelah lehernya dihantam oleh lengan mekanis, menyebabkan dislokasi total tulang leher. Kondisi itu membuat pasien mengalami kelumpuhan tingkat tinggi dan henti jantung seketika. Berkat resusitasi darurat, tanda-tanda kehidupan berhasil dipulihkan, meski peluang bertahan hidup nyaris nihil.

Menurut Chen Huajiang, Direktur Bangsal Bedah Tulang Leher dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, cedera ini adalah yang paling parah yang pernah ia tangani. “Kami mencari literatur medis di dalam maupun luar negeri, dan tak menemukan kasus pemisahan tulang leher sedahsyat ini yang berhasil diselamatkan,” ujarnya.

Operasi Berisiko Tinggi

Satu-satunya jalan penyelamatan adalah operasi yang sangat berisiko. Selama hampir tiga jam, tim medis berjuang di ruang operasi. Mereka berhasil menyambungkan kembali tulang leher yang terlepas dan memperkenalkan teknik inovatif bernama “satellite plate”.

Teknik ini menggunakan tambahan pelat kecil untuk memperkuat struktur penyangga tulang leher. Dengan ruang kerja yang sangat sempit (tulang berdiameter hanya 24–26 mm), tim sukses menanamkan dua pelat, dua implan cage, dan satu pelat tambahan dari satu sisi (anterior approach). Inovasi ini memberikan stabilitas tinggi dan menghindarkan pasien dari operasi kedua.

“Sekilas terlihat seperti hanya bekerja dengan tulang, padahal kami berhadapan dengan pembuluh darah dan saraf yang sangat rapuh. Kesalahan sedikit saja bisa berakibat fatal,” kata Chen menggambarkan ketegangan operasi.

Hasil yang Menggembirakan

Keberhasilan operasi terlihat segera setelah tindakan. Pasien langsung bisa dilepas dari obat penopang tekanan darah, fungsi pernapasan membaik tanpa infeksi paru serius, dan ia dipulangkan pada 9 Juli 2025.

Kini, pasien sudah bisa bernafas mandiri hingga 36 jam tanpa ventilator, mulai menggerakkan lengan serta bahu, dan menunjukkan tanda-tanda pemulihan saraf. Meski jalan rehabilitasi masih panjang dan berat, perkembangannya memberi harapan besar.

Dampak bagi Dunia Medis

Keberhasilan ini menarik perhatian luas dari komunitas medis Tiongkok, terutama bidang bedah tulang belakang. Para ahli ingin mempelajari teknik baru yang digunakan tim Changzheng. “Kami akan terus menantang batas kemampuan teknik bedah tulang leher, melangkah ke wilayah yang belum pernah dicapai,” tegas Chen.

Sebelumnya, dokter-dokter di Tiongkok juga mencatat prestasi lain, seperti mengimplan jantung buatan terkecil di dunia pada anak berusia tujuh tahun. Kini, keberhasilan operasi “pemisahan kepala-tubuh” semakin memperkuat reputasi Tiongkok di dunia medis internasional.