Mengapa Singapura Melarang Vape: Dari Ancaman Kesehatan hingga Perlindungan Generasi Muda

BERITA KESEHATAN

Fauzan

8/23/20252 min read

Singapura, Agustus 2025 – Pemerintah Singapura kembali menegaskan sikap tegasnya terhadap penggunaan rokok elektrik atau vape. Perdana Menteri Lawrence Wong menyatakan bahwa mulai tahun ini, vaping akan diperlakukan sebagai masalah narkoba, bukan sekadar pelanggaran ringan. Kebijakan ini diambil karena meningkatnya bukti ilmiah mengenai bahaya vape, terutama bagi kesehatan generasi muda.

Mengapa Vape Dilarang di Singapura?

Meski vape sering dipromosikan sebagai alternatif “lebih aman” dari rokok tradisional, berbagai penelitian justru menunjukkan dampak buruk yang tidak kalah berbahaya. Vape sekali pakai bahkan terbukti menghasilkan uap dengan kandungan logam beracun seperti timbal, nikel, dan antimoni yang dapat memicu kerusakan saraf, gangguan pernapasan, serta meningkatkan risiko kanker.

Selain itu, banyak produk vape yang beredar di pasar gelap mengandung zat berbahaya seperti etomidate, sejenis obat bius yang berbahaya bila disalahgunakan. Hal ini memperbesar risiko penyalahgunaan di kalangan remaja yang kerap tertarik mencoba produk-produk baru tanpa menyadari risikonya.

Ancaman Kesehatan Publik

Studi kesehatan global telah mengaitkan vaping dengan sejumlah gangguan serius, antara lain:

  • Stres oksidatif dan kerusakan DNA yang dapat memicu kanker.

  • Peradangan saluran napas, memperburuk asma, serta meningkatkan risiko penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

  • Gangguan kesehatan mulut dan gusi, akibat paparan bahan kimia dalam cairan vape beraroma.

  • Potensi ledakan perangkat akibat modifikasi vape yang banyak dilakukan oleh pengguna muda.

Dengan data tersebut, pemerintah Singapura menilai bahwa vaping bukanlah sekadar kebiasaan buruk seperti merokok, melainkan ancaman kesehatan masyarakat yang serius jika tidak ditangani dengan pendekatan hukum yang lebih kuat.

Langkah Tegas Pemerintah

Sebelumnya, pelanggaran terkait vape di Singapura hanya dikenakan denda, namun kini hukuman akan jauh lebih berat, termasuk pidana penjara bagi pelanggar dan pengedar.

Selain aspek hukum, pemerintah juga meluncurkan kampanye edukasi besar-besaran di sekolah, universitas, hingga masa wajib militer. Situs resmi Stop Vaping Microsite juga diluncurkan sebagai pusat informasi, edukasi, dan pelaporan pelanggaran terkait vape.

Melindungi Generasi Muda

PM Wong menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk melindungi generasi muda Singapura. Data menunjukkan bahwa mayoritas pengguna vape berasal dari kalangan remaja dan dewasa muda, yang rentan terhadap pengaruh gaya hidup dan promosi produk ilegal.

“Jika kita tidak bertindak tegas sekarang, dampaknya akan sangat besar bagi kesehatan masyarakat di masa depan,” kata Wong.

Larangan vape di Singapura bukan semata-mata soal penegakan hukum, melainkan juga bagian dari strategi kesehatan publik untuk mencegah lonjakan penyakit kronis yang berkaitan dengan kebiasaan vaping. Dengan kombinasi hukuman lebih berat, edukasi, dan penelitian ilmiah, pemerintah berharap dapat membendung gelombang vaping yang kini menjadi tren berbahaya di kalangan muda.

Singapura sekali lagi menunjukkan sikap progresifnya dalam menjaga kesehatan masyarakat, dan langkah ini bisa menjadi contoh bagi negara lain di kawasan Asia.