Obat Non-Opioid dari Jepang Tawarkan Harapan Baru Atasi Krisis Nyeri Global
RISET
Fauzan
8/31/20251 min read


Para peneliti di Universitas Kyoto, Jepang, berhasil mengembangkan obat penghilang rasa sakit non-opioid bernama ADRIANA yang menunjukkan hasil menjanjikan dalam uji klinis awal. Jika berhasil, obat ini berpotensi besar untuk mengubah cara kita mengobati nyeri parah, sekaligus membantu mengatasi krisis opioid yang saat ini melanda banyak negara, terutama Amerika Serikat.
Bahaya Opioid dan Krisis Kesehatan Publik
Opioid seperti morfin dikenal sangat efektif dalam meredakan nyeri. Namun, penggunaannya juga membawa risiko serius, termasuk penekanan pernapasan dan kecanduan. Di Amerika Serikat, penyalahgunaan opioid telah memicu krisis kesehatan publik yang parah, dengan lebih dari 80.000 kematian akibat overdosis pada tahun 2023. Oleh karena itu, kebutuhan akan alternatif yang lebih aman sangat mendesak.
ADRIANA: Pendekatan Baru yang Lebih Aman
ADRIANA menawarkan pendekatan yang benar-benar berbeda. Alih-alih menargetkan jalur biologis yang sama dengan opioid, obat ini bekerja dengan memblokir α2B-adrenoceptor. Proses ini secara tidak langsung meningkatkan aktivitas noradrenalin, sebuah zat kimia yang dilepaskan tubuh saat dalam kondisi darurat, untuk meredakan nyeri tanpa menyebabkan ketidakstabilan kardiovaskular.
"Jika berhasil dikomersialkan, ADRIANA akan menjadi opsi manajemen nyeri baru yang tidak bergantung pada opioid, dan secara signifikan dapat mengurangi penggunaan opioid di lingkungan klinis," jelas Masatoshi Hagiwara, profesor dari Universitas Kyoto yang memimpin penelitian ini.
Hasil Uji Klinis yang Sangat Menjanjikan
Setelah serangkaian pengujian pra-klinis yang berhasil pada hewan, uji klinis fase I pada sukarelawan sehat dan fase II pada pasien pascaoperasi kanker paru-paru di Rumah Sakit Universitas Kyoto menunjukkan hasil yang sangat positif.
Berdasarkan keberhasilan ini, persiapan sedang dilakukan untuk uji klinis fase II skala besar di Amerika Serikat, bekerja sama dengan BTB Therapeutics, Inc., sebuah perusahaan ventura yang berasal dari Universitas Kyoto.
Sebagai obat penghilang nyeri non-opioid pertama dari Jepang, ADRIANA berpotensi tidak hanya meringankan penderitaan pasien di seluruh dunia, tetapi juga memainkan peran penting dalam menyelesaikan krisis opioid.
"Kami bertujuan untuk mengevaluasi efek analgesik ADRIANA pada berbagai jenis nyeri dan pada akhirnya membuat pengobatan ini dapat diakses oleh populasi pasien yang lebih luas yang menderita nyeri kronis," kata Hagiwara.